Ruang Cerita

Pemangkasan dahan juga memungkinkan petani untuk mengarahkan pertumbuhan pohon kopi sesuai dengan kebutuhan. Dengan menghilangkan dahan yang tumbuh terlalu rapat atau mengganggu, petani dapat memastikan distribusi sumber daya seperti air, nutrisi, dan cahaya matahari secara merata di antara semua bagian pohon. Ini membantu dalam pembentukan buah yang lebih baik dan merata di seluruh pohon.Pemangkasan dahan yang tepat juga memudahkan proses pemanenan buah kopi. Dengan menghilangkan dahan yang berlebihan atau menghalangi akses, petani dapat mengakses buah dengan lebih mudah dan efisien. Selain itu, pemangkasan juga memfasilitasi perawatan lanjutan seperti penyiraman, pemupukan, dan perlindungan tanaman.

Pemangkasan dahan kopi juga berdampak pada kualitas dan keseragaman buah yang dihasilkan. Dengan memastikan setiap bagian pohon menerima jumlah cahaya dan nutrisi yang optimal, buah yang dihasilkan cenderung lebih matang secara seragam dan memiliki kualitas yang lebih baik. Ini sangat penting dalam industri kopi, di mana kualitas menjadi faktor penentu dalam keberhasilan bisnis.

Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, pemangkasan dahan kopi merupakan bagian dari praktik pertanian berkelanjutan. Dengan merawat pohon kopi secara teratur dan efisien, petani membantu menjaga kelestarian lingkungan, mencegah erosi tanah, dan meminimalkan penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Demikianlah pentingnya pemangkasan dahan kopi dalam upaya meningkatkan kualitas dan hasil panen. Semoga tulisan ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang praktek penting ini dalam dunia kopi. Tetaplah terhubung dengan Maharadja Kalibaroe untuk informasi lebih lanjut tentang dunia kopi dan pertanian berkelanjutan. Terima kasih telah membaca!

Agar tanaman kopi kita dapat berproduksi dengan baik dan hasilnya makin meningkat, perlu perawatan. Salah satunya adalah ‘miwil’ dalam istilah Jawanya, atau Pemangkasan. Pemangkasan dahan kopi merupakan praktek penting dalam perawatan kebun kopi. Dengan memangkas dahan yang tua, rusak, atau mati, kita membantu meningkatkan sirkulasi udara di sekitar pohon, mengurangi risiko penyakit dan hama, serta memberikan ruang bagi pertumbuhan dahan baru yang sehat, dengan demikian meningkatkan produktivitas dan kualitas biji kopi yang akan dihasilkan.

Selamat datang di blog Maharadja Kalibaroe, di blog kali ini, kita akan membahas topik yang penting dalam dunia perkopian atau pemangkasan dahan kopi. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi mengapa pemangkasan dahan kopi menjadi aspek penting dalam upaya meningkatkan kualitas dan hasil panen. Mari kita mulai!

MENGENAL BUDAYA "MIWIL" ATAU "WIWIL" TANAMAN KOPI UNTUK KUALITAS TERBAIK HASIL PANEN

Oleh: Tim Admin Maharadja

KOPI DAN HUTAN LESTARI

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini kita sedang menghadapi tiga krisis di planet bumi ini yaitu: perubahan iklim, polusi dan kepunahan massal. Berbagai kerusakan lingkungan, khususnya akibat penggundulan hutan atau alih fungsi hutan tersebut, telah dan sedang terjadi akibat ulah manusia yang bisa dilihat dampaknya dengan nyata. Makin seringnya frekuensi terjadinya berbagai bencana seperti kebakaran hutan dan lahan, banjir, tanah longsor dll dengan daya rusak luar biasa, bahkan memakan korban benda dan nyawa manusia, utamanya pada masyarakat yang terdampak langsung.

Hutan tidak hanya menjadi paru-paru dunia, tetapi lebih dari itu, dia serupa jantung yang memompa darah untuk memberikan air dan nutrisi di planet bumi. Kecepatan penggundulan hutan di Indonesia masih sangat masif sampai dengan saat ini akibat keserakahan manusia dan masih lemahnya tata kelola pemerintah dalam mempertahankan hutan-hutan alam. Sementara kecepatan penggundulan baik untuk kepentingan komoditas industri dan investasi itu luar biasa cepatnya dibandingkan dengan kecepatan penanaman kembali hutan yang sudah rusak di seluruh Indonesia. Nilai ekonomi sesaat dari penggundulan hutan lebih tinggi dari nilai ekonomi mempertahankan setiap pohon yang ada dalam ekosistem hutan, dan karena ketidaktahuan manusia akan fungsi mereka.

Tidak banyak dari kita yang tahu bahwa 1 pohon, mampu menghasilkan 1,2 Kg oksigen per hari. Sedangkan kebutuhan oksigen manusia untuk bernapas dan hidup normal adalah 0,5 Kg oksigen setiap hari. Oleh karena itu mempertahankan atau menanam 1 pohon berarti mendukung hidup untuk 2 orang manusia setiap harinya. Demikian sebaliknya, menebang 1 pohon berarti tidak hanya menghilangkan potensi manfaat dan kehidupan dari pohon itu sendiri, tetapi juga menghilangkan penyedia kebutuhan hidup bagi manusia.

Alam memiliki semua yang dibutuhkan manusia, alam juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri atas tekanan/kerusakan yang terjadi. Tetapi alam juga memiliki sistem daya dukung, jadi ketika kerusakan tersebut melampaui batas atau melebihi carrying capacity (daya dukung) nya, maka sistem pertahanan kehidupan tersebut melemah bahkan runtuh, sehingga terjadilah bencana langsung yang menimpa masyarakat yang berada disekitar hutan dan di daerah hilir, dan secara tidak langsung kita yang tinggal di bumi. Manusia memiliki kekuatan untuk merusak, tetapi manusia juga yang memiliki kekuatan untuk mencegah dan memperbaikinya. Inilah hal yang ingin kita lakukan bersama para sahabat untuk membangun Kerjasama, dan kesadaran untuk melestarikan hutan dan lingkungan Indonesia dimanapun kita berada.

Kec. Kalibaru Kab. Banyuwangi dan daerah sekitarnya merupakan wilayah penyangga Kawasan lindung yang sangat penting dari Taman Nasional Meru Betiri di jawa timur. Kalibaru adalah surganya kopi robusta sejak jaman kolonial Belanda sampai dengan saat ini. Akan tetapi hal tersebut tidak serta merta membuat petankkopi kecil sejahtera dikarenakan sistem di dalam industri kopi dan ekonomi saat ini yang justru membuat harga kopi di tingkat petani relatif rendah dibandingkan kebutuhan inti untuk perkebunan kopi mereka. Alih fungsi lahan, membuka hutan dan tutupan lahan untuk infrastruktur, pemukiman, perkebunan tebu dan jagung dll di wilayah Kalibaru cukup masif beberapa tahun belakangan ini.

.

low-angle photography of green trees under a calm blue sky
low-angle photography of green trees under a calm blue sky

Tanpa adanya pemulihan alam dengan segera, akan menyebabkan bencana banjir yang makin sering intensitasnya di wilayah Kalibaru. Bahkan belum lama ini banjir bandang melanda Kalibaru yang menghancurkan banyak rumah dan bangunan dan mengancam panen. Hal ini diperburuk dengan perubahan iklim dan lokasi kontur tanah adalah seperti ceruk/mangkok yang dikelilingi pegunungan yang sudah mulai gundul di Kalibaru, dan drainase yang buruk khususnya di daerah pemukiman.

Kalibaru dan daerah sekitarnya merupakan wilayah penyangga Kawasan lindung dari Taman Nasional Meru Betiri di jawa timur. Kalibaru adalah surganya kopi robusta sejak jaman colonial Belanda sampai dengan saat ini. Akan tetapi hal tersebut tidak serta merta membuat petani kopi skala kecil sejahtera dikarenakan sistem di dalam industri kopi dan ekonomi saat ini yang justru membuat harga kopi di tingkat petani relatif rendah dibandingkan kebutuhan inti untuk perkebunan kopi mereka. Alih fungsi lahan khususnya hutan, membuka hutan dan lahan untuk infrastruktur, pemukiman, perkebunan tebu dan jagung dll di wilayah Kalibaru cukup masif beberapa tahun belakangan ini.

Selain itu sistem pertanian dan perkebunan yang tidak ramah lingkungan dengan penggunaan pupuk kimia dan obat-obatan pertanian kimia yang terus menerus dan berlebihan membuat lahan pertanian dan perkebunan di Kalibaru sekitarnya semakin miskin hara dan rusak, sehingga mengancam ketersediaan pangan dan kehidupan bagi masyarakat Kalibaru dan yang terhubung dalam rantai pasok ekonomi.

Situasi di Kalibaru saat ini sangatlah kritis dan mendesak. Tanpa adanya pemulihan alam dengan segera, akan menyebabkan bencana banjir yang makin sering intensitasnya di wilayah Kalibaru. Bahkan belum lama ini banjir bandang melanda Kalibaru yang menghancurkan banyak rumah dan bangunan. Hal ini diperburuk dengan perubahan iklim dan lokasi kontur tanah adalah seperti ceruk/mangkok yang dikelilingi pegunungan yang sudah mulai gundul di kalibaru, dan drainase yang buruk khususnya di daerah pemukiman. Tanpa ada pemulihan dan restorasi lahan pertanian dan perkebunan, kehidupan masyarakat Kalibaru dan sekitarnya akan terancam, cepat atau lambat.

Oleh: Tim Admin Maharadja

KISAH SECANGKIR KOPI

Proses yang terjadi di balik secangkir kopi yang kita seduh pagi ini ternyata melewati proses dan waktu yang lumayan panjang. Secangkir kopi ini, kopi bubuknya mungkin anda beli dari toko atau pasar atau bahkan beli online. Bagaimana sebenarnya secangkir kopi itu ada di meja kita dan bagaimana proses atau tahapan-tahapan yang harus dilewati sebelumnya? Jawabannya terangkum dalam blog ini.

Industri kopi hulu ke hilir mencakup semua tahapan dalam produksi kopi, mulai dari pertanian kopi (hulu) hingga penyeduhan dan penjualan kopi (hilir). Seluruh rantai pasokan industri kopi hulu ke hilir melibatkan banyak pelaku, termasuk petani kopi, pengusaha pengolahan kopi, pengepul kopi, roaster (panggang), pengecer, dan barista. Setiap tahap dalam industri kopi memiliki peran yang penting dalam menghasilkan kopi berkualitas dan memenuhi kebutuhan konsumen.

1. Metode Kering (Dry): Metode ini melibatkan pengeringan biji kopi dengan kulitnya. Setelah panen, buah kopi dijemur di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering. Proses pengeringan ini membuat lapisan kulit pecah dan mengering sehingga dapat dengan mudah dipisahkan. Setelah biji kopi kering, lapisan kulit dihilangkan melalui mesin pengupas (huller) untuk memisahkan biji dari kulitnya

2. Metode Basah (Washed): Metode ini melibatkan fermentasi dan pencucian biji kopi. Setelah panen, buah kopi diproses dengan mesin depulper yang memisahkan biji dari lapisan kulitnya. Biji kopi yang masih terbungkus oleh lapisan lendir (pulp) kemudian difermentasi dalam air selama beberapa waktu. Setelah fermentasi, biji kopi dicuci untuk menghilangkan pulp dan lapisan kulit yang masih menempel.

3. Metode Semi-Basah atau semi washed: Metode ini merupakan kombinasi dari metode basah dan kering. Setelah proses depulping, biji kopi masih memiliki sedikit lendir dan kulit yang menempel. Biji kopi kemudian dikeringkan secara parsial sebelum lapisan kulit akhirnya dihilangkan melalui mesin pengupas.

Tahapan selanjutnya adalah Roasting (Panggang): Proses panggang kopi mengubah biji kopi hijau menjadi biji kopi yang dipanggang dengan tingkat kepekatan dan cita rasa yang diinginkan. Waktu panggang dan suhu dipilih sesuai dengan preferensi dan karakteristik rasa yang diinginkan untuk kopi tersebut.

Tahap berikutnya adalah Penggilingan kopi: Setelah biji kopi diolah, langkah selanjutnya adalah penggilingan. Biji kopi digiling untuk menghasilkan bubuk kopi yang digunakan dalam proses penyeduhan. Pada tahap ini, biji kopi diubah menjadi berbagai ukuran gilingan, seperti bubuk halus untuk espresso, gilingan sedang untuk metode tuang, atau gilingan kasar untuk French press. Setelah roasting, tahap selanjutnya adalah Penjualan dan/atau Penyeduhan: Ini adalah tahap di mana bubuk kopi diseduh untuk menghasilkan minuman kopi. Ada berbagai metode penyeduhan, termasuk seduh manual seperti tuang, saring, espresso, dan metode otomatis seperti mesin kopi. Setiap metode penyeduhan menghasilkan rasa dan aroma yang berbeda-beda. Begitulah kisah secangkir kopi kita hari ini dari biji kopi sampai ke cangkir kopi pagi kita. semoga bermanfaat!.

green cactus beside brown ceramic cup with saucer
green cactus beside brown ceramic cup with saucer

Kopi di hulu diawali dari perkebunan kopi. Tahap ini melibatkan penanaman, perawatan, dan panen tanaman kopi. Petani kopi menanam dan merawat pohon kopi, memantau kondisi tanah, memperhatikan kebutuhan air, dan melindungi tanaman dari hama dan penyakit. Mereka juga memanen buah kopi yang matang dengan tangan atau menggunakan mesin. Setelah panen, tahap selanjutnya adalah prosesing atau pengolahan kopi yang diikuti dengan proses pecah kulit. Proses "pecah kulit" dalam konteks kopi mengacu pada penghilangan lapisan kulit atau perikarp yang melindungi biji kopi setelah panen. Pilihan metode "pecah kulit" tergantung pada preferensi dan kondisi setempat, jenis kopi yang diproduksi, dan keinginan produsen atau petani kopi. Setiap metode memiliki pengaruh pada profil rasa akhir kopi yang dihasilkan Terdapat beberapa metode yang umum digunakan untuk memecah kulit kopi, yaitu:

Oleh: Tim Admin Maharadja